Suatu hari di sebuah kantor yang pendinginnya lebih dingin dari hati mantan, seorang karyawan bernama Tio mendadak memegangi kepala. Bukan karena bosnya tiba-tiba ngajak meeting dadakan jam 4 sore, tapi karena migrain yang datang secepat gosip artis kawin-cerai.

Tio langsung ke pantry, buka kulkas, dan menatap botol-botol dengan pandangan haru.
“Minum apa ya… biar migrain ini minggat kayak mantan pas lihat isi dompetku?”

Dia ngelirik kopi. Tapi inget, katanya kopi bisa jadi penyebab migrain kalau kebanyakan.
Ini namanya “Know your limit” – Semua yang berlebihan itu, ujung-ujungnya bikin pening.

Lalu dia lirik botol soda.
“Minum ini malah bikin tambah kembung. Kepala pusing, perut ikut konser.”
Ini namanya “Don’t fight pain with pain” – Jangan lawan sakit kepala dengan soda, bro.

Akhirnya datanglah si Dini, rekan kerja yang sok tahu tapi kadang bener.
“Minum air putih aja dulu, Tio. Kadang migrain itu karena dehidrasi.”

Tio pun minum air putih satu gelas. Lalu dua. Lalu tiga.
Dan dia mulai mikir:
“Kenapa waktu gue ke dokter, dikasih obat mahal? Padahal tubuh cuma butuh air?!”

Ini namanya “Back to basic” – Kadang solusi itu sesimpel minum air putih, tapi kita sibuk cari yang ribet.

Setelah lima belas menit dan tiga kali bolak-balik ke toilet, Tio merasa sedikit lega. Tapi masih agak cenut-cenut.
Datanglah si Ayu, anak HR yang suka herbal-herbalan.
“Tio, cobain teh jahe deh. Katanya bisa ngurangin inflamasi.”

Tio pun nurut, karena selain cenut-cenut, dia juga mulai butuh alasan buat rehat sejenak dari laporan keuangan yang angkanya bikin migrain makin merajalela.

Dia seduh teh jahe. Seruput pelan-pelan. Rasanya pedes-pedes sayang.
Lima belas menit kemudian, kepalanya mulai ringan.
“Wah, ini namanya magic root!” pikir Tio.
Ini namanya “Natural remedy” – Kadang alam punya jawabannya sebelum apotek buka.

Tapi belum selesai euforianya, datang si Doni dari divisi IT, dengan gaya sok dokter.
“Lu udah coba kopi hitam belum? Caffeine dalam dosis kecil bisa bantu aliran darah ke otak.”

Tio mulai bingung. Barusan air putih, lalu jahe, sekarang kopi.
Tapi karena penasaran, dia seruput juga secangkir kecil kopi hitam.
Dan ternyata, ya… lumayan. Nggak langsung sembuh, tapi ada sensasi segar.
Ini namanya “Controlled caffeine” – Dikit-dikit aja, yang penting efeknya dapet.

Tapi jangan lupa, datang juga si Nana, anak baru yang suka bawa infused water dari rumah.
“Minum air lemon, Kak. Asam sitratnya bisa bantu detox ringan, siapa tahu penyebab migrainnya racun pikiran dari kerjaan.”

Tio ngakak.
Ini namanya “Healing by humor” – Kadang, yang dibutuhin itu bukan obat, tapi temen yang bisa bikin kita ketawa di tengah kesakitan.

Akhirnya, sore itu, Tio mencoba semua minuman yang disebut teman-temannya:

  • Air putih
  • Teh jahe
  • Kopi hitam (dikit)
  • Air lemon

Dan anehnya, migrainnya mulai reda. Mungkin karena efek placebo, mungkin juga karena kombinasi semua itu memang jitu.

Yang pasti, dia merasa lebih baik, dan lebih waras.
Sambil rebahan di kursi kantor, Tio mikir:
“Migrain ini kayak cinta. Datangnya tiba-tiba, bikin kepala cenat-cenut, dan kadang cuma bisa dihadapi dengan sabar, minum yang sehat, dan temen-temen yang peduli.”

Ini namanya “Holistic healing” – Penyembuhan itu bukan cuma soal obat, tapi juga suasana dan support.

Oh, hampir lupa. Malamnya Tio cerita ke mamanya.
“Migrainku tadi lumayan parah, tapi sekarang udah mendingan.”
Mamanya bilang, “Udah kubilang, kurang tidur dan stres itu bikin badan protes. Coba esok tidur cukup, dan jangan terlalu mikirin dunia. Kamu bukan Thanos.”

Ini namanya “Wisdom of the elders” – Nasehat ibu kadang terdengar kayak ceramah, tapi isinya emas.

Jadi kesimpulannya? Kalau kamu migrain, jangan panik. Coba minum yang ini dulu:

  • Air putih dingin, biar dehidrasi teratasi.
  • Teh jahe, buat relaksasi dan peradangan.
  • Kopi hitam (sedikit!), kalau kamu tahu tubuhmu bisa nerima.
  • Air lemon, kalau kamu mau detox sambil gaya.

Dan yang paling penting: hindari drama, cukupin tidur, dan punya temen yang bisa bikin kamu ngakak meski kepala mau pecah.

Karena ini namanya:
“Minum bisa nyembuhin, tapi tawa yang nyelamatin.”
Cheers buat yang lagi cenat-cenut. Semoga cepat sembuh, ya!

Kalau kamu, biasanya minum apa pas lagi migrain?

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *