Di sebuah kontrakan kecil di pinggiran kota, seorang lelaki duduk di pojokan kamar sambil merem-melek, mukanya kenceng kaya lagi nahan kentut. Tapi bukan… dia lagi kena migrain. Dan lucunya, sakit kepalanya ini selalu setia datang di sisi kanan — seolah-olah otaknya mau ngasih kode: “Masalah hidupmu cuma sebelah, Bro!”

Namanya Dimas. Seorang freelancer yang lebih sering kerja pakai celana pendek daripada celana panjang. Di antara deadline, invoice yang gak dibayar, dan mantan yang tiba-tiba nikah sama temen sendiri, Dimas mulai merasa: “Kayaknya otak kanan gue capek jadi korban.”

Setiap kali migrain datang, selalu kanan. Bukan kiri. Bukan depan. Apalagi belakang. Pas ditanya temennya yang sok tau, jawabannya malah bikin tambah puyeng:

“Itu, bro, artinya lo kebanyakan mikir yang nggak-nggak. Otak kanan tuh bagian kreativitas, logika, dan kenangan lama. Mungkin lo belum bisa move on.”

Dimas cuma bisa nyengir. Tapi… jangan salah. Di balik lelucon receh itu, ternyata ada benarnya juga.

Ini namanya “Mind Triggered Pain” – Pikiran bisa lebih tajam dari jarum suntik.

Suatu malam, saat Dimas lagi gelundungan di kasur sambil nyari posisi kepala yang nggak bikin sakit, dia iseng Googling: “Migrain kanan karena apa?” Dan seperti biasa, internet memberinya lebih banyak pertanyaan daripada jawaban. Tapi dari semua teori absurd itu, ada beberapa penyebab yang menarik buat dibahas.

  1. Tegangan otot? Bisa jadi!
    Pernah denger istilah “ketegangan emosional bikin kepala tegang”? Nah, ini bukan cuma soal drama sama pasangan, tapi juga postur tubuh. Duduk miring sambil kerja, tidur tengkurep miring kanan, sampai nonton Netflix sambil nyender ke tembok bisa bikin otot leher dan bahu tegang, dan… boom! Migrain kanan datang tanpa undangan.

Ini namanya “Physical Betrayal” – Tubuh ngambek karena lo gak rawat dia.

  1. Lampu monitor dan kopi sachet? Kombinasi maut!
    Tiap malam, Dimas ngopi sambil mantengin layar laptop yang brightness-nya seterang masa depan orang lain. Padahal udah tahu, cahaya terlalu terang dan kafein berlebihan itu pemicu migrain kelas kakap. Tapi, ya gitu… “Kerja harus kelar, kopi harus jalan.”

Sampai akhirnya, otak bagian kanan nyerah. Dia bilang, “Cukup! Lo butuh istirahat, bukan edit revisi jam 2 pagi!”

Ini namanya “Burnout in Style” – Capek yang dibungkus produktivitas.

  1. Emosi yang tak tersampaikan.
    Kita sering lupa bahwa stres bukan cuma soal marah-marah. Kadang, terlalu banyak memendam juga bikin kepala meledak diam-diam. Dan uniknya, bagian kanan otak sering disebut menyimpan emosi dalam bentuk gambar, kenangan, dan nuansa.

Jadi mungkin… migrain kanan itu bukan cuma soal tubuh, tapi juga soal hati yang belum bisa bilang: “Gue capek, bro…”

Ini namanya “Silent Breakdown” – Meledak tanpa suara.

  1. Faktor hormonal yang nggak bisa ditawar.
    Jangan salah, migrain kanan juga bisa muncul karena hormon. Terutama buat perempuan. Siklus haid, perubahan estrogen, bahkan kurang tidur bisa jadi pemicu. Dan lucunya, sisi kepala yang kena bisa tergantung dari siklus tubuh itu sendiri.

Dimas pun berpikir, “Untung gue cowok… Tapi kok gue ngerasa PMS juga ya tiap akhir bulan pas invoice belum cair?”

Ini namanya “Shared Suffering” – Gender beda, penderitaan tetap satu.

  1. Sinyal alarm dari dalam tubuh.
    Kadang, migrain kanan bisa jadi alarm. Bisa soal tekanan darah tinggi, masalah saraf, atau bahkan sinyal dini dari kondisi yang lebih serius. Tapi seperti biasa, manusia sering menunda ke dokter, dan lebih percaya minyak kayu putih sama scrolling TikTok.

Dimas akhirnya sadar: “Jangan-jangan otak gue ngasih sinyal dari dulu, tapi gue pikir itu cuma karena drama mantan.”

Ini namanya “Warning Unread” – Alarm yang diabaikan.

Beberapa hari kemudian, Dimas akhirnya ke dokter. Setelah serangkaian pertanyaan dan pemeriksaan ringan, dokter cuma bilang:

“Kamu terlalu keras sama diri sendiri. Migrainmu datang bukan karena kurang kuat, tapi karena terlalu dipaksa kuat terus.”

Dimas diem. Lalu tersenyum kecut.

Dan malam itu, untuk pertama kalinya, dia tidur lebih awal. Tanpa laptop. Tanpa kopi. Tanpa mikirin mantan. Hanya dengan satu kalimat di kepala:

“Kadang, yang perlu disembuhkan bukan cuma kepala, tapi juga cara kita memperlakukan hidup.”

Ini namanya “Healing is Listening” – Dengerin badan, sebelum dia jerit.

Jadi migrain kanan karena apa?

Jawabannya mungkin gak sesimpel “kurang tidur” atau “kelelahan”. Bisa jadi karena beban yang lo pikul cuma di satu sisi, padahal seharusnya dibagi rata. Bisa juga karena lo terlalu fokus jadi kuat, sampai lupa… otak juga punya hak buat istirahat.

Dan mungkin, cuma mungkin…
Migrain kanan itu bukan penyakit. Tapi bentuk protes halus dari tubuh yang udah terlalu sering lo cuekin.

Kamu sendiri, terakhir kali dengerin badanmu kapan?

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *