Di sebuah kantor yang tampaknya biasa saja, duduklah seorang karyawan bernama Damar. Setiap pagi dia datang tepat waktu, duduk di meja yang sama, mengetik laporan yang sama, dan pulang dengan wajah datar yang sama.

Orang-orang mengira dia rajin. Disiplin. Tak banyak bicara karena mungkin memang pendiam. Tapi tidak ada yang tahu bahwa setiap pagi, Damar harus berjuang 20 menit hanya untuk keluar dari tempat tidur.

Itu bukan malas. Itu namanya tanda pertama: kehilangan energi tanpa sebab yang jelas.

  1. Energi Hilang, Padahal Tidur Cukup
    Damar tidur cukup. Bahkan kadang lebih dari delapan jam. Tapi bangun tidur rasanya kayak habis gendong gajah semalaman. Lelah, berat, malas gerak, bahkan buat mandi pun rasanya seperti mendaki gunung.

Ini bukan sekadar “capek.” Ini adalah alarm halus dari tubuh bahwa ada yang salah. Banyak orang berpikir kalau depresi itu harus terlihat sedih, nangis-nangis. Padahal, justru yang paling bahaya itu yang kelihatan “baik-baik saja.”

  1. Senyum Tapi Hampa
    Kita semua punya teman yang kalau difoto selalu senyum, yang status WhatsApp-nya selalu lucu, yang kalau nongkrong bisa bikin suasana ramai. Tapi coba tanya: kapan terakhir dia cerita jujur tentang perasaannya?

Ada seorang wanita bernama Rina. Di Instagram, hidupnya penuh warna. Tapi di dunia nyata, malam-malamnya dipenuhi air mata dan kecemasan yang tak bisa dijelaskan. Ini namanya sindrom “I’m fine.” Dan ini tanda kedua: menyembunyikan emosi di balik keceriaan.

Senyum bisa menyembunyikan luka. Tapi terlalu lama disembunyikan, luka bisa jadi infeksi.

  1. Hal yang Dulu Disuka, Kini Terasa Hambar
    Bayangkan kamu suka banget makan mie ayam. Tapi entah kenapa, hari ini kamu lihat mie ayam dan… yaudah. Biasa aja. Besok pun sama. Lusa makin hambar. Seminggu kemudian, kamu bahkan males nyicipin.

Dulu Rina suka banget ngegambar. Sekarang pensil warnanya udah berdebu.

Dulu Damar semangat main futsal. Sekarang sepatunya udah jadi sarang laba-laba.

Ini tanda ketiga: kehilangan minat pada hal-hal yang dulu membahagiakan.

Hati yang sedang kosong sulit merasa bahagia, meski ditaruh di tengah pesta.

  1. Mudah Marah atau Tersinggung
    “Eh, kamu kurusan ya?”
    “Lo ngomong gitu maksudnya apa? Gue sakit, gitu?”

Tiba-tiba emosinya meledak. Dikit-dikit tersinggung. Gampang tersulut.

Depresi bukan cuma tentang kesedihan. Kadang ia datang dalam bentuk amarah yang tak terkendali. Emosi jadi labil, padahal sebenarnya itu cuma lapisan luar dari rasa frustrasi dan luka batin yang belum selesai.

Ini tanda keempat: perubahan emosi yang tiba-tiba.

Dan ironisnya, sering kali orang malah dijauhi karena dianggap “bawaannya marah terus,” padahal justru itu saat dia paling butuh teman.

  1. Merasa Tidak Berguna Meski Berhasil
    Ada satu malam ketika Damar berhasil menyelesaikan proyek besar. Klien puas, bos bangga. Tapi malam itu, dia justru duduk di kamar sambil menatap dinding dan bertanya: “Kenapa hidup gue kosong ya?”

Depresi membuat pencapaian terasa hampa. Seperti makan nasi tanpa rasa.

Ini tanda kelima: merasa tak berarti meski punya prestasi.

Dan inilah yang paling sering bikin orang bingung: kok bisa seseorang yang “sukses” justru merasa gagal?

Jadi, Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Pertama, berhenti menilai seseorang hanya dari apa yang kelihatan.

Kedua, dengarkan. Kadang orang hanya butuh didengar tanpa dihakimi.

Ketiga, ajak bicara. Tanya kabarnya. Bukan sekadar basa-basi, tapi betul-betul peduli.

Karena dalam sunyinya seseorang yang depresi, satu pertanyaan tulus bisa jadi jangkar harapan.

Akhir Kata: Jangan Anggap Remeh
Depresi itu nyata. Bukan lemah iman. Bukan kurang bersyukur. Bukan lebay.

Ia seperti kabut tipis yang menutup sinar matahari dari dalam diri seseorang. Tak terlihat, tapi sangat terasa.

Dan jika kita tak belajar mengenali tanda-tandanya dari sekarang, bisa jadi suatu hari kita akan kehilangan seseorang — bukan karena tak menyayanginya, tapi karena kita terlambat menyadari bahwa ia sedang berteriak… dalam diam.

Karena deteksi dini bukan sekadar menyelamatkan hidup orang lain. Kadang, itu juga bisa menyelamatkan hidup kita sendiri.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *