Di sebuah ruang tamu sempit, seorang manusia dewasa — sebut saja namanya Dimas — sedang mengerang pelan. Bukan karena patah hati, bukan juga karena tagihan listrik, tapi karena… migrain. Dan bukan migrain biasa, ini migrain kepala kanan yang nyerinya tuh kayak dicubit mantan, tapi dari dalam otak.
“Kenapa harus kepala kanan sih?” keluh Dimas sambil nempel es batu ke pelipis. “Kepala kiri lagi nganggur, tuh. Kenapa gak dia aja yang diserang?”
Ini namanya Selective Pain — migrain pun tahu mana sisi kepala yang paling sering dipakai buat mikir utang.
Kenalan dulu sama si migrain kanan
Migrain di kepala kanan itu ibarat tetangga berisik yang suka nongkrong di waktu yang gak sopan. Tiba-tiba muncul pas kita lagi kerja, atau parahnya lagi, pas kita baru mau makan mie instan level pedas 10. Dia datang tanpa aba-aba, nyut-nyutan, dan kadang ngajak bonus kayak mual, sensitif cahaya, bahkan suara orang bersiul pun bisa terasa kayak suara konser dangdut di kuping.
Kenapa bisa di kepala kanan doang? Nah, ini bukan karena otak sebelah kanan lebih sensitif atau karena dosa di masa lalu. Tapi bisa karena aktivitas otak yang gak seimbang, gangguan pembuluh darah, stres berlebihan, kurang tidur, atau… terlalu sering nahan emosi pas baca komentar netizen.
Cara mengusir migrain tanpa harus manggil dukun
Tidur, bukan rebahan doang
Ini bukan saran sok bijak. Tidur yang cukup itu ibarat reset tombol “senggol bacok” di otak. Migrain suka banget muncul pas kita kurang istirahat. Jadi, stop scroll TikTok sampai subuh, dan mulailah mencintai bantal lebih dari notifikasi gebetan.
Ini namanya Respect Your Brain – Otak juga butuh me time.
Kompres dingin ala sultan hemat
Ambil es batu, masukin ke handuk kecil, terus tempelin ke pelipis kanan. Rasanya? Lumayan, kayak dipeluk mantan, tapi tanpa drama. Kompres dingin bisa bantu menyempitkan pembuluh darah dan mengurangi rasa nyeri.
Ini namanya Cold Diplomacy – Damai dulu sama migrain pakai cara adem.
Kurangi cahaya dan suara
Begitu migrain menyerang, buru-buru masuk ke ruangan yang redup dan tenang. Nyalain diffuser aromaterapi kalau ada, atau minimal jangan nyalain TV yang isinya debat politik.
Ini namanya Silent Mode Life – Kadang hidup butuh tenang kayak hutan bambu.

Minum air, bukan kopi 5 gelas
Dehidrasi tuh musuh bebuyutan otak. Kadang migrain datang cuma gara-gara kamu lupa minum air, tapi ingat terus minum boba. Cobalah minum air putih yang cukup dan rutin, bukan cuma waktu tenggorokan seret.
Ini namanya Hydration Strategy – Air putih, solusi sederhana yang sering diremehkan.
Kafein… tapi jangan lebay
Ironis ya? Tadi dibilang jangan kopi, sekarang dibilang kafein bisa bantu? Ya, karena kafein dalam jumlah kecil bisa menyempitkan pembuluh darah yang melebar saat migrain. Tapi kalau kebanyakan? Siap-siap dapet migrain babak kedua. Dosis bijak, sekitar secangkir kecil aja.
Ini namanya Controlled Chaos – Kafein, sahabat sekaligus musuh.
Obat? Boleh, asal tahu diri
Kalau migrain udah keterlaluan kayak mantan yang ngajak balikan pas kamu udah bahagia, bolehlah minum obat pereda nyeri. Tapi jangan asal comot ya. Pilih yang sesuai saran dokter atau apoteker. Dan jangan sering-sering juga, nanti tubuh jadi kebal.
Ini namanya Painkiller Philosophy – Obat itu solusi darurat, bukan cemilan sore.
Yoga, meditasi, atau sekadar tarik napas
Jangan remehkan kekuatan napas dalam. Kadang, migrain muncul bukan karena kurang makan, tapi karena otak kamu kelelahan mikir hal yang bahkan belum tentu terjadi. Cobalah duduk tenang, tarik napas dalam-dalam, atau kalau niat, ikut kelas yoga ringan.
Ini namanya Inner Peace Program – Migrain gak doyan orang yang damai batinnya.
Migrain itu bukan musuh, cuma tamu tak diundang
Banyak orang panik saat kena migrain. Padahal, kalau kita tenang, kenali polanya, dan tahu cara mengusirnya, hidup bisa tetap lanjut tanpa drama sinetron. Migrain itu semacam alarm dari tubuh. Dia bukan datang buat nyiksa, tapi buat ngingetin bahwa kamu udah kelewat batas.
Kayak mantan yang tiba-tiba ngajak ketemuan di kafe tempat kenangan, migrain juga muncul buat bikin kita berhenti sebentar, refleksi, lalu kembali fokus ke hal-hal penting.
Dan jangan lupa: kalau migrainnya sering banget datang, apalagi sampai lebih dari 3-4 kali dalam sebulan, mending langsung periksa ke dokter. Bisa jadi, ada yang lebih serius dari sekadar kurang tidur.
Ini namanya Knowing When to Ask for Help – Kadang, bantuan profesional lebih ampuh daripada 1000 es batu.
Penutup: kepala kanan pun berhak bahagia
Jadi, kalau kepala kanan kamu lagi protes, jangan langsung marah. Mungkin dia cuma pengen dipeluk lewat tidur cukup, minum air putih, dan sedikit jeda dari kesibukan dunia. Anggap aja migrain itu kayak notifikasi: “Hei, kamu perlu istirahat.”
Karena ujung-ujungnya, hidup ini bukan tentang siapa yang paling kuat, tapi siapa yang paling tahu kapan harus rehat.
Dan buat Dimas, kabar baiknya: setelah tidur 8 jam, minum air putih, dan nonton video kucing 3 menit, migrainnya lenyap. Kabar buruknya? Mienya keburu dingin.
Ini namanya Victory with a Side of Cold Noodles – Kadang, yang penting sembuh dulu… baru mikir mie!