Di sebuah rumah kontrakan yang sempit tapi penuh kenangan, hiduplah seorang pria bernama Dika. Usianya 29, statusnya masih lajang, pekerjaannya freelance yang kadang sibuk kadang nyantai, dan satu hal yang paling ia benci dalam hidup: Migrain.
Kalau sudah kambuh, Dika bisa mendadak jadi manusia gua—ngumpet di kamar, tirai ditutup, lampu dimatikan, suara sedikit aja bisa bikin dia misuh-misuh. Tapi anehnya, tiap kali migrain menyerang, dia malah ngelakuin hal-hal yang… ya, mari kita bilang: “nggak membantu sama sekali.”
Suatu hari, Dika sedang rebahan dengan handuk dingin di jidatnya, mencoba bertahan hidup dari rasa nyut-nyutan di kepala. Tiba-tiba, HP-nya bunyi. Grup keluarga. Tante Nining nanya,
“Kalau migrain, enaknya ngopi atau ngeteh ya, Dik?”
Dika langsung ngetik:
“Kalau mau nambah migrain, dua-duanya boleh, Tante.”
Ini namanya “Avoiding Caffeine” – Jangan menambah beban kerja otak yang udah kelebihan beban!
Yup. Hal pertama yang nggak boleh dilakukan saat migrain adalah ngopi-ngopi cantik. Kafein memang kadang bisa bantu beberapa orang, tapi kalau lo bukan salah satunya, mending jauhi dulu. Apalagi kalau udah kebiasaan konsumsi kopi tiap hari, terus berhenti mendadak pas migrain—itu malah bisa bikin kepala tambah nyut-nyutan.
Sore itu juga, Dika coba iseng nonton film horror di laptop. Katanya sih biar otaknya teralihkan. Tapi baru 15 menit, muncul adegan kedip-kedip stroboskopik, dan…
“AAARGH MATI MATI MATI!!!”
Dika njerit sambil lempar bantal.
Ini namanya “Avoid Bright Lights and Screens” – Migrain tuh musuhnya lampu terang dan layar gadget yang terlalu silau.

Iya, bro. Kalau kamu lagi migrain, jangan malah nonton layar HP atau laptop dengan brightness full. Cahaya terlalu terang bisa jadi pemicu migrain makin parah.
Besoknya, Dika mikir:
“Mungkin gue kurang olahraga kali ya. Coba deh lari sore dikit.”
Sepuluh menit kemudian dia pingsan di pinggir trotoar, ditemani abang gorengan.
Ini namanya “Don’t Overexert Yourself” – Migrain bukan saatnya nyoba jadi Iron Man!
Olahraga memang sehat, tapi pas migrain? Jelas bukan waktu yang pas buat nge-gym, apalagi lari maraton. Aktivitas fisik berat bisa menaikkan tekanan darah dan memperparah migrain.
Tapi tragedi paling konyol terjadi saat Dika nekat nyoba makan mi instan pedas sambil ngompres es. Katanya biar “mood-nya naik.”
Setelah dua suapan, kepalanya makin berat, perutnya mules, dan matanya berkunang-kunang.
Ini namanya “Avoid Trigger Foods” – Pedas, micin, coklat, dan keju itu kayak geng musuh bebuyutan otak lo saat migrain.
Jadi kalau udah tau kamu sensitif, jangan sok-sokan! Bukan cuma makanan pedas, tapi makanan olahan, keju tua, atau coklat juga bisa jadi pencetus.
Yang lebih parah, waktu migrain makin jadi, Dika malah ngerokok. Katanya biar “relaksasi.”
Begitu hisapan pertama, kepala langsung berat, jantung deg-degan, dan dia langsung tobat.
Ini namanya “Don’t Smoke or Sniff Strong Odors” – Bau menyengat itu bensin buat api migrain.
Rokok, parfum tajam, bau bensin, bahkan aroma dapur yang kebanyakan bumbu bisa jadi pemicu. Jadi lebih baik cari udara segar dan bersih.
Dan satu hal terakhir—dan ini penting—jangan cuek!
Banyak orang kayak Dika yang mikir,
“Ah, cuma migrain. Nanti juga reda sendiri.”
Tapi kalo udah terlalu sering, intens, dan bikin hidup nggak produktif, itu bisa jadi tanda bahaya.
Ini namanya “Don’t Underestimate It” – Migrain bukan cuma sakit kepala biasa. Kadang dia butuh perhatian medis.
Akhirnya, setelah satu minggu penuh derita dan eksperimen gagal, Dika belajar. Sekarang kalau migrain datang, dia:
- Matikan lampu
- Hindari layar
- Istirahat cukup
- Jauhi kopi, makanan pedas, dan parfum tajam
- Minum obat sesuai dosis
- Dan yang paling penting: nggak sok tahu lagi
Ketika migrain pergi, dia ngaca dan bilang:
“Gue bukan dokter. Tapi sekarang gue ngerti tubuh gue.”
Ini namanya “Learning From Pain” – Kadang penderitaan datang buat ngajarin kita jadi manusia yang lebih sadar dan bersyukur.
Dan kamu tahu apa yang nggak boleh dilakukan saat migrain?
Semua hal yang kamu kira “cuma iseng” padahal itu kayak nyiram bensin ke bara api.
Jadi, kalau kamu masih suka makan mi pedas, nonton film dengan lampu terang, terus ngeluh kepala nyut-nyutan…
Yah, jangan salahkan migrain. Salahkan pilihanmu.
Akhir kata, migrain itu emang nyebelin. Tapi lebih nyebelin lagi kalau kamu tetap keras kepala.