Di suatu malam yang damai, saat semua orang terlelap di bawah nyanyian jangkrik, muncullah sosok pahlawan dalam diam—si migrain sebelah kanan.
Tanpa permisi, tanpa aba-aba, dia datang. Langsung menyergap kepala dengan sensasi yang sulit dijelaskan. Antara nyut-nyutan, cenat-cenut, sampai bawaannya pengin jadi manusia goa: gelap, sunyi, dan tak ada suara. Apalagi cahaya. Cukup lampu dari hape menyala, rasanya kayak ditampar sinar matahari langsung.
Ini namanya “Unexpected Guest” – Migrain nggak pernah janjian dulu, tapi datangnya pas kita paling nggak butuh tamu.
Nah, pertanyaannya sekarang: apa yang dilakukan jika migrain sebelah kanan? Yuk, kita bahas cara-cara ‘gaul tapi masuk akal’ untuk ngusir si tamu tak diundang ini.
- Matikan Semua, Termasuk Ambisi Hidup
Pas migrain datang, jangan coba-coba nonton drama Korea, scrolling TikTok, atau nyalain playlist galau. Serius, semua itu bukan hiburan, tapi penyiksa tambahan.
Langkah pertama yang harus lo lakuin adalah: masuk kamar, matiin lampu, cabut semua kabel kehidupan, rebahan.
Ini namanya “Total Shutdown” – Kadang yang lo butuhin bukan solusi ribet, tapi istirahat tanpa notifikasi.
- Kompres Dingin: Bukan Cuma Buat Demam, Bro!
Ambil handuk kecil, celupin air dingin, peras dikit, lalu tempelin ke sisi kanan kepala. Diamkan sambil meratapi hidup atau sekadar napas dalam-dalam.
Dingin ini bukan cuma adem di kulit, tapi bisa bantu menyempitkan pembuluh darah dan meredam peradangan kecil yang bikin migrain betah nongkrong.
Ini namanya “Cool Your Brain” – Kadang kepala juga butuh dipeluk sama dinginnya kenyataan.
- Kafein: Si Teman Tapi Bisa Jadi Lawan
Percaya nggak percaya, secangkir kopi hitam tanpa drama bisa bantu migrain reda. Tapi hati-hati, jangan sampai over. Kalau tiap hari lo ngopi lima gelas dan baru stop hari ini, bisa-bisa migrain itu bukan datang, tapi dipanggil.
Ini namanya “Controlled Addiction” – Kafein itu kayak mantan, dikit-dikit bikin kangen, tapi kebanyakan bikin trauma.

- Tidur, Tapi Jangan Sembarangan
Tidur bisa jadi senjata ampuh, tapi dengan syarat: bukan tidur dari jam 3 pagi terus bangun jam 1 siang. Itu namanya jet lag lokal, bukan istirahat sehat.
Coba mulai tidur lebih teratur. Bahkan power nap 20 menit aja bisa bantu meringankan beban kepala lo.
Ini namanya “Nap Like a Pro” – Tidur itu bukan pelarian, tapi proses reset pikiran.
- Minum Air: Simpel Tapi Sering Dilupain
Banyak orang mikir sakit kepala butuh obat, padahal kadang cuma butuh air putih. Dehidrasi bisa jadi salah satu dalang migrain lo. Jadi sebelum minum parasetamol, coba deh minum dua gelas air dulu.
Ini namanya “Simple Solution” – Kadang hidup nggak serumit yang lo pikirin, asal lo mau minum air dan nggak keras kepala.
- Pijat Lembut: Sentuhan Ajaib dari Tangan Sendiri
Lo nggak butuh tukang pijat bersertifikat internasional. Cukup jari tangan lo sendiri, atau tangan orang rumah yang rela bantu. Pijat lembut area pelipis, leher, atau pundak yang tegang. Rasa nyut-nyutan bisa perlahan reda.
Ini namanya “Manual Healing” – Kadang sentuhan lebih mujarab dari seribu kata.
- Obat Itu Sah, Tapi Jangan Bergantung
Kalau semua cara udah dicoba dan kepala masih kayak dipukulin galon kosong, ya sudah—minum obat. Bisa ibuprofen, parasetamol, atau obat khusus migrain (kalau ada resep dokter).
Tapi inget, obat itu bukan pelarian, cuma bantuan darurat. Kalau terlalu sering, bisa jadi bumerang buat tubuh lo sendiri.
Ini namanya “Use It Wisely” – Obat bukan superhero, tapi sidekick yang perlu strategi.
- Cek Pola Hidup: Jangan Sampai Migrain Jadi Langganan
Migrain sebelah kanan bukan sekadar masalah kepala, tapi kadang sinyal dari tubuh bahwa ada yang perlu diperbaiki. Entah itu kurang tidur, stres kerjaan, makan nggak teratur, atau terlalu lama staring at the screen (iya, lo yang ngelototin Excel 8 jam penuh itu…).
Cobalah evaluasi. Mulai dari makanan, pola tidur, sampai seberapa sering lo mengeluh tiap hari.
Ini namanya “Root Cause Analysis” – Jangan obati gejala, tapi cari tahu sumber masalahnya.
- Kalau Udah Kronis, Jangan Sok Kuat – Ke Dokter!
Kalau migrain sebelah kanan sering banget datang tanpa undangan, bahkan bikin lo nggak bisa kerja, nggak bisa mikir, dan bawaannya pengen hilang dari dunia maya—saatnya konsultasi ke profesional.
Dokter bisa bantu bedain apakah ini cuma migrain biasa atau ada penyebab lain yang lebih serius.
Ini namanya “Be Realistic” – Mengakui butuh bantuan bukan tanda lemah, tapi tanda lo sayang sama diri sendiri.
KESIMPULANNYA?
Migrain itu kayak mantan yang belum move on—datang tiba-tiba, bikin hidup berantakan, dan ninggalin lo tanpa pesan. Tapi bedanya, migrain bisa lo atasi, kalau lo tahu caranya.
Jangan tunggu sampai kepala lo meledak kayak popcorn microwave. Mulai dari istirahat cukup, air putih yang rajin diminum, sampai berani bilang, “Gue butuh dokter.”
Karena ini namanya “Self Respect” – Lo berhak untuk sehat, bahagia, dan bebas dari nyut-nyutan sebelah kanan.
Dan lo tahu kan? Dalam dunia yang serba sibuk ini, ngurusin kepala lo sendiri itu bentuk revolusi kecil yang nggak kalah keren dari demo besar-besaran.