Di sebuah rumah kontrakan kecil di pinggiran kota, tinggal seorang karyawan bernama Reza. Setiap pagi, hidupnya dimulai bukan dengan alarm, tapi dengan… migrain.
Bukan suara ayam. Bukan dering HP. Tapi denyutan di kepala kayak drum band 17 Agustusan.

Kalau migrain itu orang, mungkin udah dituntut Reza ke pengadilan. Tapi sayangnya, migrain itu bukan orang. Dia datang diam-diam, nggak minta izin, dan pulang sesuka hati.
Ini namanya “Toxic Relationship” – Datang nggak diundang, pergi nggak dirindukan.

Setiap pagi, Reza nyoba ngusir migrain dengan cara-cara random. Kadang minum kopi item dua gelas. Kadang sarapan gorengan tiga biji. Kadang langsung tancap gas ke kantor tanpa makan. Hasilnya? Sama aja.
Migrain tetap hadir dengan setia, kayak mantan yang susah move on.

Sampai suatu hari, Reza curhat ke temennya yang lagi-lagi sok tahu—namanya Aldi.
“Gue tuh ya, tiap pagi pusing, bro. Padahal udah makan… gorengan,” kata Reza sambil melirik plastik isi tahu isi dan tempe mendoan.

Aldi cengar-cengir, kayak abis nonton video prank.
“Ya ampun, bro. Lu tuh bukan sarapan, tapi nyuap minyak jelantah. Lu pikir migrain bisa ditawar pake tahu isi?!”

Ini namanya “Nutritional Negligence” – Mengira perut kenyang itu sama dengan tubuh sehat. Padahal isi dan kualitasnya yang penting.

Akhirnya, karena kepalang penasaran, Reza mulai googling soal hubungan sarapan dan migrain. Ternyata, sarapan tuh bukan sekadar makan, tapi sumber bahan bakar otak dan tubuh. Apalagi buat penderita migrain, yang kalau telat makan dikit aja, bisa langsung kena getok dari dalam.

Dan tahukah kamu, ternyata salah satu pemicu utama migrain adalah… gula darah yang drop.
Yup, bukan cuma mantan yang bisa bikin lo drop, gula darah juga bisa.

Jadi, apa solusinya?

Ini dia, menu sarapan yang sebaiknya masuk ke piring:

1. Telur rebus + roti gandum + alpukat. Telur kasih protein, roti gandum kasih karbo kompleks, alpukat kasih lemak sehat. Ini namanya “Trio Anti-Migrain” – Mereka solid, saling melengkapi, dan nggak bikin gula darah naik turun kayak roller coaster.

    2. Oatmeal + pisang + madu. Oatmeal bikin kenyang lama. Pisang kasih magnesium—yang konon kabarnya bantu redam migrain. Madu? Sedikit aja, jangan lebay.
    Ini namanya “Sweet but Smart” – Tetap enak tapi punya alasan ilmiah.

    3. Smoothie hijau (bayam, pisang, yogurt, chia seed). Bukan buat gaya-gayaan, tapi buat bantu isi ulang nutrisi penting. Ini namanya “Detox with Dignity” – Bersih-bersih badan tanpa harus minum jamu rasa tanah.

    4. Air putih + kacang almond.
    Terkesan simpel, tapi justru inilah yang kadang dilupakan. Migrain sering muncul karena dehidrasi. Jadi, kalau sarapan lo cuma kopi doang, jangan heran kalau kepala lo protes.
    Ini namanya “Hydration Nation” – Minum air dulu, sebelum minum omelan dari kepala.

    Sejak saat itu, Reza mulai berubah. Gorengan pagi diganti telur. Kopi pahit diimbangi air putih. Cemilan pagi bukan lagi donat gula, tapi almond panggang.
    Dan hasilnya?

    Bukan berarti migrain langsung pindah ke rumah tetangga, ya. Tapi setidaknya, intensitasnya jauh berkurang. Reza pun bisa kerja tanpa harus manyun seharian.

    Teman-temannya pun mulai sadar.
    “Eh, Reza kok akhir-akhir ini keliatan waras ya?”
    “Kayaknya dia udah putus sama migrain deh.”
    “Eh jangan-jangan… dia udah ganti sarapan?”

    Ini namanya “Small Change, Big Impact” – Kadang hal sepele bisa bikin hidup jauh lebih stabil.

    Tentu saja, bukan berarti sarapan aja cukup. Pola tidur, stres, dan gaya hidup juga ikut andil. Tapi sarapan tuh kayak fondasi. Kalau fondasinya miring, bangunannya goyang.
    Kalau sarapannya kacau, ya kepala ikutan ngamuk.

    Dan buat kamu yang sampai sekarang masih mikir “Sarapan itu cuma formalitas”, coba deh pikir lagi. Karena kadang yang bikin kepala berisik bukan dunia, tapi isi perut kita sendiri yang kelaparan atau salah makan.

    Akhirnya Reza pun menyimpulkan:

    “Pantesan migrain gue betah. Dia dikasih gorengan tiap pagi. Sekarang, gue kasih dia telur dan oat. Eh, dia pergi pelan-pelan.”

    Ini namanya “Respect Your Body” – Tubuh lo bukan tong sampah. Jadi jangan sembarangan buang apapun ke dalamnya.

    Jadi, masih mau sarapan pakai gorengan dan kopi pahit doang?

    Kalau kepala bisa jawab, mungkin dia udah teriak,
    “GUE BUTUH PROTEIN, BUKAN MINYAK!!!”

    By admin

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *