Di sebuah rumah sederhana, menjelang akhir tahun, seorang pria bernama Doni duduk termenung di ruang tamu. Tangannya memegang kalender, matanya menatap tanggal merah yang berjajar rapi.
“Libur nih… Tapi gue harus ngapain dulu ya?” gumamnya.
Istrinya, Santi, muncul dari dapur sambil bawa teh hangat.
“Bang, kita jadi liburan gak nih? Kalau iya, persiapan dari sekarang dong. Bukan pas H-1 baru panik nyari celana dalam.”
Doni ngangguk, tapi dalam hati bingung. Apa aja sih sebenernya yang harus disiapin kalau mau liburan? Apakah cukup modal semangat, uang, dan ransel kosong? Jawabannya: tidak segampang itu, Doni.
- Tujuan Liburan, Bukan Cuma Soal Lokasi
“Yang penting mah jalan dulu, nanti juga sampai.”
Itu adalah kalimat klasik dari orang yang suka nyasar. Doni pernah liburan ke Bandung, niatnya healing. Tapi karena gak riset, dia malah nginep di penginapan yang kamarnya tanpa jendela dan suasananya mirip rumah sakit era 80-an.
Bangun tidur, bukannya segar… malah stres.
Ini namanya “Salah Tujuan, Salah Suasana” – Mau liburan malah bawa pulang beban batin.
Jadi yang pertama harus disiapkan adalah: tujuan yang jelas.
Liburan itu ada banyak jenisnya:
- Mau santai di pantai
- Mau jelajah kota tua
- Mau naik gunung
- Atau cuma staycation sambil nonton Netflix
Kalau tujuan udah jelas, itinerary bisa dirancang. Dan lo gak akan bengong pas nyampe tempat wisata sambil nanya:
“Kita mau ngapain nih?”
- Budget: Jangan Cuma Bawa Cinta, Bawa Uang Juga
Doni pernah nekat liburan ke Jogja cuma bawa dua ratus ribu dan keyakinan. Akhirnya, dia tidur di stasiun, makan gorengan 3 kali sehari, dan pulang dengan batuk pilek. Ini namanya “Travel with Terserah Tuhan” – Niatnya keren, hasilnya miris.
Liburan butuh perencanaan keuangan.
- Hitung-hitung dulu:
- Transport
- Penginapan
- Makan
- Tiket masuk
- Oleh-oleh (penting biar gak dikucilkan keluarga)
Kalau dananya pas-pasan, bukan berarti gak bisa liburan. Tapi bisa pilih gaya liburan yang hemat: backpackeran, atau staycation dalam kota.

- Barang Bawaan: Bukan Lemari Berjalan
Satu kesalahan fatal Doni pas liburan ke Bali: dia bawa koper segede kulkas mini. Isinya?
- 8 pasang kaos
- 6 celana pendek
- 3 celana panjang
- 1 set alat pancing (yang gak dipake)
- 4 topi (padahal dia botak)
Ini namanya “Overpacking Syndrome” – Takut kurang, akhirnya bawa seluruh wardrobe.
Barang bawaan itu harus sesuai kebutuhan. Bawa yang multifungsi. Dan pastikan ada:
- Obat pribadi
- Charger dan power bank
- Sandal
- Pakaian dalam (jangan sampai beli baru di tempat karena lupa bawa)
Dan jangan lupa… space kosong buat oleh-oleh.
Karena balik liburan tanpa oleh-oleh? Siap-siap dicoret dari grup keluarga.
- Cek Kondisi Fisik dan Mental
Doni pernah maksa liburan padahal baru sembuh dari flu. Hasilnya? Hari kedua dia rebahan di penginapan sambil minum obat. View pantai cuma bisa dia liat dari story orang.
Ini namanya “Liburan Tapi Loyo” – Badan pergi, jiwa tertinggal di kasur.
Jadi sebelum berangkat, pastikan badan lo fit. Minum vitamin kalau perlu. Dan mental juga harus siap. Jangan bawa beban kerja ke dalam koper. Niatkan buat refresh, bukan regret.
- Tiket, Booking, dan Segala Macam Persiapan Teknis
Tiket Doni pernah hangus karena dia kira pesawatnya jam 10 malam, padahal ternyata pagi.
“Kenapa gak dicek ulang, Bang?”
“Gue yakin aja…”
Yakinnya terlalu tinggi, bro.
Ini namanya “Keyakinan Tanpa Validasi” – Berani tanpa cek fakta.
Selalu:
- Cek ulang tiket (tanggal, jam, nama lengkap)
- Booking hotel jauh-jauh hari
- Simpan semua bukti transaksi
- Download peta offline
- Dan… kasih tahu orang rumah lo pergi ke mana
Karena kalau hilang sinyal dan orang gak tahu lo ke mana, susah nyariinnya. Ini liburan, bukan misi mata-mata.
- Siapkan Hati untuk Hal Tak Terduga
Doni pernah ketinggalan kereta, hujan deras pas mau ke pantai, dan sempat ditilang karena gak bawa SIM.
Tapi tahu gak? Semua itu justru jadi cerita.
Ini namanya “Embrace the Chaos” – Karena liburan yang paling seru, seringkali datang dari kejadian tak terduga.
Siapkan rencana cadangan. Siapkan hati yang lapang. Karena sejatinya, liburan itu bukan soal sempurna. Tapi soal mengalami.
KESIMPULAN: JADI, APA SAJA YANG HARUS DIPERSIAPKAN?
Kalau dirangkum, jawabannya:
- Tujuan liburan yang jelas
- Budget yang realistis
- Barang bawaan yang cukup
- Kondisi tubuh dan mental yang prima
- Tiket dan dokumen yang beres
- Hati yang siap untuk segala kemungkinan
Dan yang paling penting?
Niat liburan yang tulus—bukan buat pamer, tapi buat mengisi ulang hidup.
Doni sekarang sudah tahu. Dia gak asal jalan. Dia siap. Dan ketika liburan datang, dia bisa nikmatin momen, bukan malah nyesel.
Jadi, lo sendiri udah siap belum?
Kalau belum… jangan dulu beli tiket.
Beli dulu waktu buat persiapan. Karena dalam dunia liburan… yang siap, yang menang.