Di sebuah negeri tak kasat mata, hiduplah seorang pekerja kantoran bernama Didi. Pagi itu, setelah dihajar tumpukan deadline dan meeting Zoom bertubi-tubi, Didi merasa kepalanya berdenyut hebat. Bukan denyut rindu, tapi denyut migrain yang datang tanpa permisi.

Didi pun langsung rebahan di kursi kantor sambil memejamkan mata. Tapi bukannya membaik, denyutan di kepalanya malah makin heboh kayak konser musik metal. Didi pun membatin:
“Waduh, posisi apa sih yang bener buat ngilangin migrain? Jangan-jangan harus headstand kayak di yoga?”

Nah, teman-teman, ini dia pelajaran pertama:
“Position Matters” – Kadang, posisi itu menentukan nasib, bukan cuma di kantor, tapi juga saat migrain menyerang.

Didi lalu iseng buka internet, cari-cari tips. Ternyata, posisi terbaik untuk mengatasi migrain itu sederhana banget: Berbaring telentang di tempat yang gelap dan sejuk. Jangan headstand, jangan salto, cukup rebahan dengan santai.

Kenapa? Karena migrain biasanya bikin pembuluh darah di otak melebar dan jaringan sekitar otak meradang. Rebahan santai di tempat gelap bisa bantu otak “cooling down” kayak AC.

Ini disebut “Cooling Strategy” – Bukan cuma masalah kipas angin, tapi kepala juga perlu suasana adem biar nggak makin panas.

Setelah tahu ilmunya, Didi buru-buru cabut ke ruang istirahat. Dia matikan lampu, rebahan di sofa, dan tutup matanya. Tapi baru juga lima menit, ada temennya, Bowo, datang sambil nenteng gorengan dan teriak:
“Woi, lapar nggak? Ini ada bakwan baru keluar!”

Didi cuma bisa ngelus dada sambil mikir:
“Silent Zone is a Must” – Kalau mau sembuh dari migrain, lo butuh suasana hening. Bukan suara gorengan renyah atau ajakan makan bakwan!

Akhirnya, Didi kabur ke toilet. Iya, toilet! Karena cuma di situlah dia bisa nemuin tempat gelap, sepi, dan dingin.
Kadang hidup emang kayak gitu, bro: tempat terbaik buat tenang justru bukan di ruang VIP, tapi di pojokan yang nggak pernah lo pikirin.

Di dalam toilet, Didi coba atur napas. Tarik nafas dalam-dalam, tahan, hembuskan perlahan.
Ini yang disebut “Breathing Reset” – Nggak semua masalah butuh pil ajaib. Kadang cukup dengan napas yang teratur, dunia lo bisa terasa sedikit lebih baik.

Setelah lima belas menit meditasi gaya darurat itu, denyutan di kepala Didi mulai mereda. Dia pun merasa hidup ini masih ada harapan.

Tapi baru mau berdiri, eh, si Bowo kirim pesan WhatsApp:
“Woi, bos nyariin lo. Cepetan balik ke meja!”

Didi garuk-garuk kepala.
Ini yang dinamakan “Back to Reality” – Setelah migrain, hidup harus tetap jalan. Mau migrain, mau pusing, kerjaan tetap panggil-panggil kayak setrikaan belum diangkat.

Tapi tunggu dulu, ada satu rahasia lagi. Ternyata posisi telentang aja kadang kurang manjur. Kadang, migrain bisa lebih cepat reda kalau:

  • Kepala ditopang bantal empuk. (Jangan terlalu tinggi kayak menara Pisa.)
  • Leher dalam posisi netral, nggak menekuk aneh-aneh.
  • Lutut sedikit ditekuk untuk mengurangi tekanan di punggung bawah.

Ini disebut “Perfect Relaxation Alignment” – Tubuh lo butuh harmoni, bukan asal rebahan.

  1. Jadi intinya, kalau migrain datang, posisi terbaik itu:
  2. Cari tempat gelap dan sepi.
  3. Telentang santai, leher dan kepala disokong bantal pas.
  4. Atur napas dalam dan perlahan.

Tutup mata, relaks, dan abaikan semua notifikasi WhatsApp ajakan beli bakwan.

Kalau perlu, kompres dingin di dahi juga bisa bantu banget, asal jangan sekalian dikasih es batu buat ngerujak ya.

Didi pun keluar dari toilet dengan wajah sedikit lebih segar. Teman-temannya yang lihat Didi langsung komentar:
“Gila, lo kayak habis retreat semalam suntuk!”

Didi cuma nyengir. Dalam hati dia mikir:
“Kadang, kunci bertahan hidup di dunia kerja itu simpel: tau kapan harus rebahan dan tau kapan harus pura-pura waras.”

Jadi, lain kali kalau migrain nyerang, ingat ya: bukan tentang seberapa kuat lo nahan sakit, tapi seberapa pintar lo cari posisi buat meredakannya.

Karena dalam hidup, kadang solusi terbaik itu bukan bertahan mati-matian, tapi tahu kapan harus rebahan dengan penuh gaya.

Dan itu, kawan, namanya “The Art of Survival” – Seni bertahan hidup, termasuk saat migrain menggila!

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *