Di sebuah dapur antah berantah, ada investigasi rahasia yang lagi panas-panasnya. Bukan tentang siapa maling rice cooker atau siapa yang ngabisin stok mi instan, tapi tentang satu sosok misterius: MIGRAIN.
Kepala dapur — sebut saja namanya Bu Retno — lagi duduk sambil pegang kepala. Bukan karena pusing ngitung belanja pasar, tapi karena si migrain yang tiba-tiba nyelonong masuk tanpa permisi.
“Haduh, ini pasti karena makan coklat semalam,” gumamnya sambil ngeresep teh hangat.
Dari balik kulkas, muncul anak magang baru, Mas Fikri, yang terlalu semangat kayak minum tiga botol kopi tanpa jeda.
“Bu, katanya migrain itu penyakit orang overthinking, ya? Jadi cukup positive thinking aja gitu biar sembuh?”
Bu Retno melirik tajam.
“Fik, kalau migrain bisa sembuh pake positive thinking, aku udah jadi motivator TED Talk!”
Ini namanya “Know the Trigger” — Kenali musuhmu sebelum ngelawan!
1: Si Coklat Licik
Kita mulai dari pelaku pertama: coklat.
Katanya sih romantis, manis, penuh kenangan masa lalu. Tapi bagi penderita migrain, coklat ini bisa jadi pemicu kerusuhan di kepala.
Kok bisa?
Coklat mengandung tyramine, senyawa yang bisa bikin pembuluh darah di otak melebar dan nyebabkan migrain. Belum lagi kafein dan phenylethylamine yang bisa nambah ‘drama’ di kepala.
Ini namanya “Sweet Saboteur” — Musuh yang menyamar jadi teman
2: Kopi dan Saudaranya
Kopi. Si penghibur pagi. Sahabat begadang. Tapi juga… pengkhianat?
Kafein yang terlalu banyak atau tiba-tiba dihentikan bisa jadi pemicu migrain. Jadi kalau kamu tiap pagi ngopi lalu mendadak puasa kafein, jangan heran kalau kepala jadi kayak genderang perang.
“Bu, terus saya harus berhenti ngopi?” tanya Fikri dengan mata berkaca-kaca.
“Bukan berhenti, Fik. Tapi… kenali batas cintamu. Satu cangkir cukup. Dua, masih boleh. Tiga? Siap-siap kepala meledak.”
Ini namanya “Toxic Relationship” — Tau kapan harus berhenti.

3: Keju yang Nggak Seimut Namanya
Keju cheddar, blue cheese, parmesan… terdengar fancy. Tapi buat yang gampang migrain, ini seperti undangan ke neraka kepala.
Sama kayak coklat, keju juga mengandung tyramine. Dan kabar buruknya, makin tua kejunya, makin tinggi kadarnya. Jadi yang suka cheese platter? Pikir dua kali sebelum selfie sambil bilang “cheese!”
Ini namanya “Aged Betrayal” — Makin tua, makin jahat.
4: Makanan Instan dan MSG
Malam minggu, hujan turun. Mi instan plus telur rebus. Kayaknya nikmat dunia.
Tapi… ternyata MSG (monosodium glutamate) yang ada dalam makanan instan dan kalengan bisa memicu migrain juga. Nggak semua orang sensitif sih, tapi buat yang udah sering ‘disambangi’ migrain, lebih baik waspada.
“Jadi aku harus putus sama mi instan, Bu?” tanya Fikri, penuh duka.
“Putus sih nggak, Fik. Cuma… jaga jarak dulu. Biarkan rindu menjaga rasa.”
Ini namanya “Love with Limitation” — Cinta boleh, tapi jangan tiap malam.
5: Daging Olahan dan Pengawet
Sosis, ham, bacon, nugget… Sekilas tampak nikmat dan menggoda. Tapi jangan tertipu penampilan. Banyak dari mereka mengandung nitrat dan nitrit yang bisa memicu pembuluh darah melebar — lagi-lagi si migrain muncul.
“Jadi, semua yang praktis-praktis itu musuh migrain?” tanya Fikri sambil nulis di catatan.
“Nggak semuanya. Tapi kalau isinya pengawet, perisa, pewarna buatan? Hati-hati. Itu bukan makanan, itu bahan kimia berkedok rasa.”
Ini namanya “Fast and Furious” — Makanan cepat saji yang bikin kepala cepat panas.
6: Alkohol dan Anggur Merah
Buat yang suka wine-wine-an, kabar buruk lagi nih. Alkohol, terutama red wine, mengandung — yup, tyramine lagi — plus histamin yang bisa memicu migrain.
Dan jangan salah, bir dan minuman keras lainnya pun nggak lebih baik. Alkohol bikin dehidrasi, dan itu juga bisa bikin kepala cenat-cenut.
Ini namanya “Drink and Regret” — Minum dulu, nyesel belakangan.
yang terakhir : Siapa Tersangka Utama Migrain-mu?
Migrain itu kayak mantan. Datangnya tiba-tiba, bikin hidup nggak tenang, dan kadang kita nggak tahu siapa yang harus disalahkan.
Tapi kunci utamanya adalah: kenali tubuhmu sendiri.
Apa yang bikin kamu kambuh? Catat. Hindari. Jangan gengsi bilang “enggak” ke makanan yang tampak menggoda tapi bikin menderita.
Bu Retno akhirnya berdiri dari kursinya.
“Fik, hidup itu bukan soal makan enak tiap saat. Tapi soal makan yang bikin kepala tetap waras.”
Fikri mengangguk pelan, sambil meletakkan coklat batangan di meja, lalu jalan pelan-pelan… menuju lemari… dan ngambil buah apel.
Ini namanya “Choose Wisely” — Pilihan kecil hari ini, bisa jadi penyelamat besar besok.
Jadi, kamu sudah tahu kan apa saja pantangan makanan buat migrain? Ingat, ini bukan soal ngorbanin kenikmatan, tapi soal menjaga kepala tetap adem dan hidup tetap produktif.
Lagian, apa serunya coklat kalau tiap habis makan harus rebahan gelap-gelapan sambil pegang kepala?
Lebih baik pilih yang bikin perut kenyang dan kepala tenang.