Di sebuah kota kecil bernama Kepala pusing, hiduplah seorang pemuda bernama Anton. Umurnya 29, pekerja kantoran, belum menikah, dan sahabat akrab dari sesuatu yang menyebalkan: migrain.
Migrainnya nggak kenal waktu. Kadang datang pas lagi presentasi. Kadang mampir pas lagi seru nonton bola. Yang paling nyebelin? Kalau migrain datang pas lagi makan bakso.

Suatu hari, Anton ke dokter saraf. Bukan karena dia niat banget jaga kesehatan, tapi karena ibunya udah gregetan:
“Kalau kamu pingsan di kos gara-gara sakit kepala sebelah, siapa yang mau nikahin kamu, Ton?!”

Akhirnya, dengan kepala berdenyut dan harapan minim, Anton datang ke ruang praktek yang wangi kayu putih itu. Begitu duduk, dokter langsung nanya:

“Kamu sering migrain?”

Anton nyengir. “Dok, saya sampai bisa prediksi migrain saya kayak cenayang prediksi hujan.”

“Pernah catat makanan atau kebiasaan sebelum migrain muncul?”

“Belum, dok. Tapi yang jelas, tiap abis makan mie instan tengah malam, paginya kepala saya kayak ditabok malaikat.”

Dokternya senyum sambil ngetik.
“Itu tandanya kamu belum kenal pantangan migrain.”

Ini Namanya Trigger Tracking – Kenali Si Biang Kerok

Setelah sesi konsultasi selesai, Anton dikasih daftar. Bukan daftar belanja, tapi daftar pantangan buat penderita migrain. Ada yang jelas, ada yang bikin geleng kepala:

  • Kopi berlebihan
    Katanya kopi bikin melek. Tapi buat penderita migrain, kopi bisa jadi ‘undangan maut’. Kafein emang bisa bantu meredakan migrain ringan, tapi kalau kebanyakan? Boom! Kepala bisa meledak.
  • Cokelat
    Anton sedih pas baca ini. “Cokelat, dok?” tanyanya setengah protes.
    “Iya. Cokelat itu kayak mantan. Manis, bikin candu, tapi bisa menyakitkan.”
  • MSG dan makanan instan
    Nah ini dia. Mie instan kesayangan Anton masuk daftar hitam.
    “MSG itu kayak racun halus. Enak di lidah, tapi bisa bikin otak kamu demo.”
  • Tidur nggak teratur
    Jangan heran kalau tidur jam 3 pagi dan bangun jam 11 siang bikin migrain datang nyelonong.
    Ini namanya “Clock Sabotage” – Merusak jam biologis sendiri.
  • Stres dan suasana bising
    Bos nyebelin, deadline mepet, dan suara tetangga karaoke bisa jadi kombinasi maut buat otak kamu.
    Anton bilang, “Berarti hidup ini sendiri adalah pantangan ya, Dok?”
    Dokternya cuma ketawa, “Kalau kamu nggak bisa ubah dunia, setidaknya kamu bisa ubah kebiasaan.”

Ini Namanya Disiplin Gaya Baru – Sayangi Kepala, Bukan Cuma Dompet

Tiga minggu kemudian, Anton mulai berubah.

  • Kopi diganti air hangat.
  • Cokelat cuma boleh sebulan sekali, itu pun kalau nggak stres.
  • Mie instan? Diganti sup sayur.
  • Mulai tidur jam 10 malam, bangun jam 6 pagi (walau kadang masih bablas sampai jam 7).

Dan hasilnya? Migrainnya mulai jarang muncul. Bahkan, pas dia lagi jalan ke kantor dan kehujanan, kepala dia tetap tenang.

Temennya nyeletuk,
“Ton, kok sekarang nggak kayak dulu? Biasanya abis hujan kamu langsung tutup kepala pake jaket.”

Anton senyum.
“Sekarang gua lebih takut ngelanggar pantangan daripada kena hujan.”

Ini Namanya Investasi Tanpa Modal – Bayar Migrain dengan Perubahan Kecil

Banyak orang kira migrain itu cuma urusan medis. Tinggal minum obat, sembuh. Tapi mereka lupa: migrain punya pola. Dan pola itu bisa diputus, asal tahu caranya.

Kayak Anton. Dulu dia pikir migrain itu kutukan. Ternyata, itu cuma cara tubuh bilang:
“Bro, tolong stop nyiksa gue pake mie instan dan begadang, ya.”

Karena pada akhirnya, menghindari pantangan migrain itu bukan soal jadi sempurna. Tapi soal jadi cukup sadar, bahwa tubuh punya batas.

Jadi kalau kamu juga sering migrain, coba tanya diri sendiri:
Apa yang sering kamu lakukan, padahal tubuh udah kasih kode “stop”?

Ini Namanya Mencintai Diri Sendiri – Bukan Lewat Skincare, Tapi Pola Hidup
Migrain bukan musuh yang nggak bisa ditaklukkan. Dia cuma temen lama yang pengen kamu hidup lebih waras.
Dan pantangan itu bukan larangan. Tapi pagar. Supaya kamu nggak jatuh ke jurang yang sama, berulang kali.

Anton sekarang udah jarang ke dokter. Tapi dia rutin nulis jurnal: kapan migrain muncul, apa yang dimakan, apa yang dirasa.

Dan satu hal yang dia tulis besar-besar di halaman depan bukunya:

“Migrain itu bukan kutukan. Tapi alarm.


Migrain sebelah kanan, kiri, atau tengah sama-sama nyebelin. Tapi kita bisa kendalikan. Mulailah dari hal kecil: tidur cukup, makan teratur, dan jauhi pantangan. Karena kadang, satu piring mie instan tengah malam bisa bikin kamu ngelus kepala semalaman.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *